PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi salah satunya Pertamax per 1 Juli 2025 termasuk di wilayah Maluku Utara. Kenaikan ini membuat sebagian kalangan resah terutama para pengendara kendaraan angkutan ojek.
Ternate, Pijarpena.id
Berdasarkan data yang dihimpun dari situs resmi Pertamina yang merilis daftar harga wilayah zona 1 khususnya Maluku Utara, untuk BBM non bersubsidi jenis Pertamax mengalami kenaikan.
Kenaikan harga ini berlaku untuk seluruh wilayah Maluku Utara termasuk di Kota Ternate. Harga BBM jenis Pertamax sebelumnya Rp12.400 naik sebesar Rp.400 menjadi Rp12.800 per liter.
Nurdin, petugas Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Batu Anteru, Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Ternate, Kota Ternate, saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya kenaikan ini.
Ia mengatakan kenaikan harga BBM ini merupakan kebijakan langsung dari pusat.
“BBM jenis Pertamax sebelumnya bulan Juni Rp12.400. Sekarang masuk di bulan Juli menjadi 12.800 per liter. Namun akan ada perubahan lagi di tanggal 1 bulan Agustus nanti” kata Nurdin pada Selasa (01/07/2025).
Kenaikan ini ternyata memberi dampak bagi masyarakat, utamanya para pengendara angkutan roda dua atau yang kerap disebut ojek terutama dari segi pendapatan. Sebagaimana diketahui, di Kota Ternate sendiri, banyak warganya yang bermata pencaharian sebagai pengendara ojek.
Anto, seorang pengojek pengguna BBM Pertamax saat ditemui wartawan turut mengeluhkan dengan kenaikan harga BBM. Menurutnya kenaikan ini pastinya berpengaruh pada pendapatan mereka disebabkan bayaran penumpang atau tarif tetap dengan harga yang sama.
Lebih lanjut ia bilang, meski sudah biasa merasakan perubahan harga, kenaikan ini tidak terlalu berdampak buruk namun dikhawatirkan akan mengurangi pendapatannya.
“Biasanya pengisian dua liter di tangki motor itu sudah terlihat banyak. Tapi kalau isi pertamax, tangki terlihat sedikit dan cepat habis,” keluhnya.
Ucapan senada juga dikatakan pengojek lainnya Dino. Pria yang masih memilih jasa ojek offline alias pangkalan, risau dengan kenaikan tersebut.
“Mau kasih naik tarif tapi takutnya kami kehilangan penumpang. Apalagi dalam kondisi yang sedikit serba sulit ini. Beda dengan ojek online (Ojol) yang mungkin tarifnya dinaikan sesuai kenaikan harga (BBM). Semoga ini bisa jadi perhatian bagi pemerintah,” ujarnya berharap. (rud/fm)