Cuaca Buruk Bawa Imbas Naiknya Harga Seafood di Ternate

Cuaca Buruk Bawa Imbas Naiknya Harga <i>Seafood</i> di Ternate
Naiknya harga ikan di pasaran, membuat pelaku usaha bisnis makanan laut terpaksa merubah strategi bisnis agar tidak merugi. (Foto: Rudi Ruhiat/Pijarpena.id)

Cuaca buruk yang terjadi di wilayah Provinsi Maluku Utara (Malut), tidak hanya berimbas minimnya pasokan dan naiknya harga ikan di pasaran. Sejumlah penjual makanan khususnya yang menyajikan seafood (makanan laut), turut merasakan dampak dari bibit siklon tropis ini.

Ternate, Pijarpena.id

Salah satu dampak terjadi pada aktivitas ekonomi pedagang rumah makan ikan bakar di seputaran Pasar Higienis, Kelurahan Gamalama, Kota Ternate.

Salah satunya rumah makan Popeda Ci Yati. Arbi, pengelola rumah makan tersebut, mengatakan harga ikan yang menjadi bahan utama dagangannya juga ikut melonjak.

“Sebelumnya harga ikan masih normal tapi sekarang naik drastis karena pasokan menurun akibat cuaca buruk,” ujar Arbi saat ditemui Pijarpena.id di rumah makannya pada Jumat, (04/07/2025).

Baca pula:  Bibit Siklon Tropis 98W Picu Cuaca Ekstrem di Malut

Ia menyebut, jika biasanya mereka membeli ikan yang berukuran besar, harga sebelumnya dijual dengan harga Rp.50 ribu, kini harganya menembus Rp.70 ribu bahkan mencapai sampai Rp.90 ribu per kilogram.

“Yang itu dipesan langsung dari Perikanan Bastiong Kota Ternate. Ikan goropa dan ikan merah sekarang mahal semua kalau cuaca begini,” katanya.

Lebih lanjut, Arbi bilang, kenaikan harga bahan baku itu memaksa ia menyesuaikan harga jual dagangannya agar tidak berpengaruh pada pendapatan usaha.

“Mungkin harga ikan bakar naik lima ribu sampai 10 ribu rupiah per porsi. Tapi tergantung ukuran ikan juga,” pungkasnya.

Tidak hanya di tempat Ci Yati. Salah satu pedagang warung makan yang enggan disebutkan namanya, turut membenarkan naiknya harga ikan yang berimbas pada usahanya.

Baca pula:  Akhiri Kerja Sama, Malut United FC “Lepas” 22 Pemain

“Jika kase nae (menaikkan) harga makanan, pasti pelanggan akan lari. Terpaksa kami siasati dengan mengurangi porsinya agar harga makanan tetap. Kalau tidak, usaha kami pasti rugi. Kalau sudah normal lagi, kami pasti menyesuaikan,” tutupnya.  (rud/fm)

WhatsApp Channel PIJARPENA.ID